Contoh Cara Membuat Surat Gangguan HO

Contoh Cara Membuat Surat Gangguan HO - Salah satu surat yang harus di buat bila ingin mendirikan sebuah bangunan atau sebuah usaha. Surat izin gangguan dan biasa juga disebut HO (Hinderordonnantie) adalah surat keterangan yang menyatakan tidak adanya keberatan dan gangguan atas lokasi tempat usaha yang di didirikan di suatu tempat.


Saat Surat Izin Gangguan ini biasanya di keluarkan oleh Dinas Perizinan Domisili Usaha di daerah tingkat dua atau setingkat Kabupaten dan Kotamadya. Hal ini sudah di tetapkan dan disesuaikan dan diberlakukannya undang-undang otonomi suatu daerah, jadi di tiap masing-masing daerah dapat mempunyai aturan yang berbeda dalam mengeluarkan Surat Izin Gangguan tersebut. Berikut ini saya akan coba memberikan contoh cara membuat surat gangguan yang baik dan benar. 


Siapa saja yang harus memiliki Surat Izin Gangguan :

Surat Izin Gangguan wajib di miliki bagi pengusaha atau badan usaha yang akan menjalankan usahanya di suatu daerah dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Izin Usaha lanjutan seperti :


·      Surat Izin Usaha Perdagangan

·      Izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat

·      Izin Impor Barang Modal Bukan Baru (Bekas)

·      Surat Izin Usaha Hiburan dan perizinan lainnya.



Dasar hukum

Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/Izin Gangguan (HO); apabila jenis usaha yang akan dijalankan diwajibkan oleh Undang-Undang Gangguan/ HO stb 1926 no.226.



Prosedur Mendapatkan Surat Izin Gangguan Usaha :

Untuk mendapatkan Surat Izin Gangguan HO bisa dengan mendatangi Dinas Perizinan Domisili Usaha di tingkat Kabupaten atau Kotamadya dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut ini :



1.Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku,

2.Dokumen untuk mengelola lingkungan hidup. Dikecualikan bagi usaha yang menimbulkan gangguan kecil atau tidak mempunyai limbah buangan

3.Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai peruntukan/fungsi, sedang bagi bangunan yang belum ber-IMB dilampirkan surat pernyataan kesanggupan mengurus IMB bermeterai Rp. 6000

4.Fotokopi bukti kepemilikan atau sertifikat tanah atau surat keterangan lain yang sah,

5.Fotokopi Akta pendirian atau cabang perusahaan bagi usaha yang berbadan hukum,

6.Surat pernyataaan persetujuan atau tidak keberatan dari pemilik tempat atau bukti sewa bagi tempat usaha yang bukan milik sendiri

7.Denah letak domisili tempat usaha dan gambar situasi atau site plan tempat usaha yang jelas

8.Izin Gangguan lama asli atau SK dan Tanda Izin bagi yang mengajukan permohonan perpanjangan

9.Surat kuasa bagi pemohon yang tidak dapat mengurus sendiri Surat Izin Gangguan

10.Persetujuan dari tetangga sekitar tempat usaha yang diketahui oleh pejabat setempat (Rt, Rw, Lurah dan Camat),

11.Stopmap snelhelter warna kuning.

12.Lama Proses  : 11 hari

13.Syarat Penyediaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) :

a)    Foto pergola tampak depan

b)   Surat pernyataan sanggup menyediakan pergola bermeterai Rp. 6000,-

c)    Foto bangunan tampak depan, kelihatan 2 (dua) pot dengan diameter pot 50 cm dan tinggi tanaman minimal 50 cm.



Biaya Retribusi Yang Harus Dibayar :


1.Dasar pengenaan retribusi Izin Gangguan (HO) adalah tingkat penggunaan jasa yang didasarkan pada faktor-faktor Lingkungan (kawasan), Lokasi (fungsi jalan) dan Besar Kecilnya Gangguan.

2.Tingkat penggunaan jasa dihitung dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing faktor dikalikan dengan Luas Ruang Tempat Usaha.

3.Bobot dan skor masing-masing faktor adalah sebagai berikut :

·      Indeks Lingkungan

Bobot 30%

Skor kawasan khusus 1,2

Skor kawasan pemukiman 1,0

·      Indeks Lokasi

Bobot 20%

Skor jalan lingkungan 1,2

·      Indeks Gangguan

Bobot 50%

Skor gangguan sedang/menengah 1,0

Skor gangguan kecil 0,8

4.Luas Ruang Tempat Usaha adalah jumlah luas keseluruhan tempat usaha yang dinyatakan dalam ukuran m2 (meter persegi).

5.Penentuan lingkungan (kawasan), lokasi (fungsi jalan) dan besar kecilnya gangguan

6.Pemberian Ijin HO

·      Untuk tempat Usaha dengan luas sampai dengan 100 M2 (seratus meter persegi) sebesar Rp. 2.000,-/M2 (dua ribu rupiah per meter persegi) sebesar Rp. 2.000,-/M2 (dua ribu rupiah per meter persegi)

·      Untuk tempat Usaha dengan luas lebih dari 100 M2 (seratus meter persegi) dikenakan tarif sebagaimana tersebut pada huruf a dengan ditambah untuk luasan selanjutnya yang diperhitungkan secara bertingkat dengan tarif sebagai berikut :

0 – 100 M2 x Rp. 2.000,-

101 – 500 M2 x Rp. 1.500,-

501 – 1000 M2 x Rp. 1.000,-

Diatas 1000 M2 x Rp. 500,-


7.Adapun contoh perhitungan sebagai berikut :

·      Indeks Lingkungan (I Li) x 30%) + (Indeks Lokasi (I Lo) x 20%) + (Indeks Gangguan (IG) x 50%) = …………………

·      Perhitungan :

? ………………….x Rp. 2.000,- = Rp. ………..



? ………………….x Rp. 1.500,- = Rp. ………..



? ………………….x Rp. 1.000,- = Rp. ………..



? ………………….x Rp. 500,- = Rp. ………..



Jumlah = Rp. ………..

·      Jumlah Retribusi = ………….. x ……………… = Rp. …………..


Berikut tadi contoh rincian dan tata cara untuk memperoleh surat gangguan, semoga saja informasi dari saya kali tentang Contoh Cara Membuat Surat Gangguan HO bisa bermanfaat bagi anda.

No comments:

Post a Comment